Perenang Tangguh


Di Pelabuhan Bandar Lampung, melempar koin ke laut menjadi hiburan sambil menanti kapal yang merapat lamban. Mereka menyeram dan menggigit lempengan koin.


Matinya Jenderal Besar
26 Januari 2008. Matahari baru saja tersisihkan oleh bulan dan bintang yang mengantung di langit. Warnanya ceria. Bulan didampingi oleh warna-warni yang mengelilinginya dan bintang mengedipkan matanya. Tak ada tanda-tanda hujan. Jakarta di tengah malam, hanya sesekali saja mobil yang melintas. Sesekali bunyi sirene mobil polisi yang meraum kencang.


Adalah Matahari
Hujan bulan Februari, tak kunjung reda. Langit selalu berwarna redup. Matahari hanya sekian detik saja memancarkan panasnya, tapi hujan bergelimpangan berhari-hari lamanya. Angin, petir, dan pohon bergerak mengerikan. Jalan-jalan Jakarta selalu macet berjam-jam. Kumbangan air, setengah tubuh manusia dewasa.


Indulge in Fashion di Sun City
Ada yang terasa berbeda malam itu di Sun City Luxury Club Jakarta. Saat memasuki club yang berlokasi di daerah Jakarta Kota ini, dua buah baliho sudah terletak di kedua sisi pintu masuk. Pada kedua baliho berukuran besar tersebut, dapat diketahui bahwa malam itu ada sebuah party yang cukup istimewa.


Atraksi Barongsai di X2
Dua orang pria meliuk-liuk dan berlompat-lompat dengan lincahnya. Mereka juga sibuk memutar dan menari sambil mengarahkan wajah singa kepada klabing. Satu orang lagi yang ada dibagian punggung singa membuat formasi siap menerkam, membuat klabbing bertepuk tangan meriah.


Teknologi: Antara Hidup dan Matinya Manusia
27 Januari 2008, Soeharto akhirnya meninggal dunia setelah menjalani masa-masa krisis luar biasa. Televisi, radio, media cetak, bahkan dunia maya alias internet alias situs berita serta alias-alias lainnya, marak menghiasi pemberitaan di semua negeri. Tak ada yang ‘lobang’ sedikit pun. Dari Soeharto dilahirkan, menjadi tentara, menikah, dia membacakan naskah pengunduran diri, sampai foto suram detik-detik kematiannya.


Dari BUMN Singgah di Newmont
Ruang kerja untuk seorang bigbos PT. Newmont Pasific Nusantara (NPN) ternyata sederhana saja. Tak ada perabotan yang tampak mencolok mewah. Hanya seukuran sekira 5x8 meter yang dimuatin; seperangkat komputer di atas meja kerja yang berukuran 3x2 meter, dihiasi satu lukisan, sofa tamu biasa saja, lemari buku dengan sedikit isinya, dan meja kaca bundar.





Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu