Ketika Patung Mengalahkan Lukisan

Salah satu ruangan di lantai enam pusat pembelanjaan Senayan City, Jakarta Selatan, serba dibaluti kain hitam. Di akhir pekan awal Nopember 2008, Denindo Art Home, satu galeri lukisan di Jakarta sedang punya hajat besar. Melakukan pelelangan karya seni rupa. Suasana sudah ramai. Semua bangku terisi para tamu undangan, terutama para kolektor yang sengaja diundang penyelenggara.


Betapa tidak. Karya seni yang dilelang tak hanya karya lukisan seniman terkemuka negeri ini, tetapi juga sejumlah barang antik dengan nilai seni tinggi. Kesemuanya akan diperebutkan oleh para kolektor untuk dimilikinya. Dari patung dewa, jam antik, pintu unik hingga piring keramik yang juga tak kalah nilai seninya.


Lelang yang berlangsung dua sesi ini, menghadirkan 119 karya seniman dengan 234 karya lukisan dan barang antik. Cukup melelahkan, namun menegangkan saat terjadi tawar menawar harga antar kolektor yang dipandu oleh juru lelang.


Pada lelang sesi pertama, Denindo sebagai penyelenggara menawarkan 134 karya seni berupa affordable artworks, antiques and artworks. Sesi ini menawarkan karya lukis milik Ketut Marra yang berjudul Full Moon at Candi Dasa, 2006 yang menjadi lelang pembuka.


Tak seru-seru banget lelang ini. Mungkin karena harga jual lukisan tidak terlampau mahal. Sebut saja lukisan Ahmad Sobirin yang bertajuk Jempol Tengah (2008). Lukisan bermediasi oil on canvas ini terjual dengan harga Rp4,8 juta dari harga minimal yang tercantum pada catalog Rp6 juta sampai Rp9 juta.


Sedangkan dua karya Made Gunawan, masing-masing berjudul Petting (2008) yang harga tawar minimal Rp4 juta, dan Bermain Suling (2008) yang harga tawarnya Rp5 juta, ternyata tidak diminati. Pun lukisan Ketut Teja Astawa yang berjudul Weekend Party (2005) dan karya Julnaidi M.S yang bertajuk Potret Gajah Murung (2004).


Masih banyak karya-karya lukis lainnya yang tidak terjual pada lelang kali ini, antara lain dua karya lukisan Tisna Sanjaya yang berjudul Seri#8 Matahari di Atas Asia (2007) dan Batistuta (2004), I Made Arya Palguna dengan karyanya Kepura (2000), juga dua lukisan karya Soedjono Abdullah, yakni Market Scenery dan Menuju Pura yang keduanya bermediasi oil on canvas.


Pada sesi pertama ini, yang cukup menarik ketika karya Ahmad Zaki yang berjudul Tumbuh Kuasa (2007). Lukisan seniman kelahiran Bukittinggi, 7 Oktober 1982 ini, terjual pada harga Rp15 juta. Angka ini nyaris berada pada posisi nilai tawar tinggi Rp16 juta. Namun sudah melebihi angka minimal penawaran Rp10 jutaan.


Lukisan Ahmad Zaki ini, nampak minimalis dan membawa isu pemanasan global. Hijau dan biru muda langit, menandakan kesejukan. Lukisan ini ingin mengambarkan sebatang pohon yang hijau dengan tangkaian daun, dianggap punya arti untuk tetap tertancap pada bumi.


Karya yang terjual lainnya; dua karya hitam putih Ivan Sagito yang berjudul Istirahat (1995) dan Kasih Sayang Seorang Ibu (1992). Kedua karya yang bermediasi watercolor on paper ini terjual seharga Rp8,5 juta. Juga karya Soetopo yang berjudul Gembala Sapi (1998) dengan harga Rp7 juta dari harga tawar pembuka Rp4 juta.


Pada sesi kedua, jenis yang dilelang adalah antiques&artworks, modern & contemporary art dengan jumlah lelang sebanyak 99 karya seni. Pembukaan pertama adalah patung Guan Yin yang terbuat dari kayu. Barang antik ini terjual dengan harga Rp50 juta.


Barang antik yang kebanyakan sosok dewa ini, oleh para kolektor memang menjadi target untuk dimiliki. Hasilnya, tawar menawar kerap terjadi. Misalnya patung antik Fu Lo So (3 Gods) yang akhirnya terjual dengan Rp25 juta. Begitupun patung Da-Mo (Shaolin Master) yang terjual seharga Rp10 juta.


Dari semua karya patung, harga penawaran tertinggi disodorkan pada patung 18 Lohan yang terjual Rp70 juta. Walaupun berukuran 14 centimeter, patung dewa budha ini, memang sangat unik. Karena berwarna kuning keemasan dengan keragaman bentuknya.


Pada sesi lelang terakhir ini, diramaikan karya lukis yang harganya cukup mahal dan perupa yang sudah punya jam tinggi dalam jagad seni rupa negeri ini. Seperti karya Putu Sutawijaya dengan Untitled (1998) dengan harga penawaran Rp60 juta sampai 90 juta.


Juga karya Hanafi yang bertajuk Dream III (2004) yang ditaksir lelangnya seharga Rp35 juta hingga Rp50 juta. Ada juga karya SP Hidayat pada judul Wanita dan Musik (2001) dengan harga taksir Rp35 juta sampai Rp45 juta. Lelang berakhir dengan karya Ketut Tenang dengan judul Five Flowers (2008) dengan harga taksir tertinggi Rp10 juta.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu