Papan Pembelah Ombak

Menjelang senja, di Danau Sunter, Jakarta Utara, banyak orang sedang menikmati hobi memancingnya. Namun di bagian tengah danau, tiga orang lelaki terlihat menikmati laju kencang speed boat. Satu orang diantaranya, mengendalikan tubuhnya di atas air sambil memegang kayu yang dijuntai tali panjang dari speed boat.

Antraksinya cukup mengagumkan. Kadang berada di samping kanan dan kiri sambil membelah air bekas lajuan kapal. Sesekali meloncat dan tercebur. Ketika melintasi papan jumping, ini yang kelihatan rada sulit ditaklukan. Lelaki itu terlihat mengudara. Sayangnya, beberapa kali ketika akan menapak ke air, tak ada keseimbangan. Tercebur lagi.

Olahraga ini mungkin sudah tidak asing lagi, namanya Ski Air. Permainan ini lebih cenderung untuk memperlihat kelihaian menaklukan air. Pemainnya, harus berupaya berada pada posisi yang tepat agar terus terapung saat speed boat melaju kencang.

Begitupun saat mengambil posisi membelah air bekas jalur speed boat. Jika tidak mengerti saat memotong gelombang itu, maka resikonya langsung tenggelam. Namun, permainan ini relatif tidak banyak mengandung dampak bahaya kecelakaannya.

Yang terpenting tidak melepas tongkat pegangan pada saat melaju. Teknik memegang dan melepas tongkat ini sangat berpengaruh kepada faktor resiko kecelakaan seorang pemain ski air.

“Jika kondisi tubuh sudah tak seimbang, melepas tongkat boleh saja. Tapi harus pada posisi masih di air dan papan ski sudah tepat posisi langsung berhenti,” ujar Hariyadi, pemain Ski Air di Danau Sunter.

Sudah dua tahun lamanya, hampir setiap akhir pekan ia bermain Ski Air. Awalnya hanya sekedar coba-coba saja. Tingkat kesulitan paling dirasakan diawal bermain ski air, kata dia, saat akan membelah gelombang. “Kelihatannya gampang, padahal ujung papan ski bisa sulit dikendalikan oleh kaki,” ujarnya.

Yang paling mengasyikan, saat melakukan atraksi jumping. Di sini, kata dia, juga diperlukan kemampuan keseimbangan tubuh dan mengerti posisi papan ski pada saat akan menapak ke air. Jika pemain tidak berada pada posisi tepat dan tidak langsung menyiasati posisi yang aman, maka sudah pasti akan terjatuh.

Untuk mencoba olahraga ini, Danau Sunter adalah tepat yang biasa dijadikan ajang latihannya. Di sana, pemain tidak perlu membawa perlengkapan Ski Air. Penggunaan alat dan sarana lainnya sudah disiapkan. Dari papan ski air, baju pelampung dan lainnya.

Biaya tarif pemakaian sarana ini, sudah pasti sesuai dengan kepuasan yang dirasakan. Di Danau Sunter sudah ada tempat yang melayani penyewaan alat-alatnya. Satu jam dikenakan biaya Rp300 ribu. Selama waktu bermain, bisa saling bergantian. Yang terpenting, tidak melewati jam sewa.

“Untuk pemain baru, ada instruktur yang akan mendampingi. Tidak dikenakan biaya apapun selama belajar.Kalau perlu, sampai benar-benar menguasai,” ujar Hari, operator Ski Air.

Di tempat itu, semua peralatan sudah lengkap. Banyak jenis papan ski yang sudah disiapkan. Ada jenis papan single yang lebar, biasanya untuk meluncur saja. Sedangkan papan single dengan ukuran tipis, digunakan untuk membelah ombak. Yang berbeda papan khusus jumping atau melompat. Biasanya menggunakan jenis yang double, satu kaki memakai satu papan.

Saya mencoba olahraga ini dengan didampingi instruktur. Sebelumnya, mengenakan baju pelampung yang berbahan busa. Kemudian mengenakan sepatu yang sudah menyatu dengan papan ski. Saya memilih jenis papan single berukuran lebar. Jenis yang biasa digunakan untuk pemain pemula dan hanya sekedar meluncur saja.

Sebelum melaju, saya harus cebur ke air. Tongkat yang digunakan lebih panjang, sehingga muat untuk empat tangan. Saya berada di depan dan instruktur di belakang. Kami berdua mengapung. Posisi papan dimiringkan mengarah ke speed boat yang mesinnya sudah mengaum.

Tak kemudian, brum…brum…speed boat langsung melaju. Bersamaan itu juga, badan langsung berdiri dan sudah berada di permukaan air. Saya lebih banyak diarahkan berada di samping kanan speed boat. Dan disarankan tidak perlu membelah ombak.

Baru beberapa meter, sudah terjatuh. Tapi langsung mengapung. Ternyata, olahraga ini tidak hanya sekedar kepiawaian menentukan arah, posisi maupun membelah ombak. Kekuatan tangan juga sangat diperlukan. Karena pada saat melaju, genggaman tangan harus lebih kuat.

“Pada saat meluncur, upayakan papan bagian atas ski berada di permukaan air. Sehingga tidak langsung tercebur. Karena, salah sedikit saja langsung tenggelam,” ujarnya.

Saya mencoba lagi. Percobaan selanjutnya adalah membelah ombak. Speed Boat kembali melaju dengan kencang. Instruktur ini meminta saya untuk memperhatikan gerakan air. Saat air membentuk gelombang, ia menyarankan agar gerakan papan tetap berada dipermukaan. “Jangan sampai kita terlambat membelahnya,” ujarnya dari belakang saya.

Hasilnya, tetap saja tercebur. Kami akhirnya menepi. Tumbuh basah kuyup. Pakaian terapung terasa berat di badan. Ia memberikan petunjuk tambahan tentang kesalahan yang saya lakukan. Kata dia, kaki tidak perlu kaku. “Gerakan kaki dan gelombang harus seimbang,” kata Hari.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu