Foto Sunyi Leo Lumanto


Leo Lumanto, banyak orang yang mengenal dengan keahliannya sebagai spiritualis. Ia juga yang kerap mendampingi film-film horror. Namun untuk kali ini, Leo tiba-tiba memperlihatkan kepiawaian barunya menjadi seorang fotografer. Tetap saja, hasilnya tak jauh-jauh dengan kesunyian, keheningan, dan beberapa suasana yang agak menyeramkan.


Pameran kali pertamanya berlangsung di Marketing Office Rasuna Epicentrum, Jakarta pada 14 Agustus 2008. Jepretan Leo bertema Time To Tell. “Biarkan waktu yang akan berbicara,” tutur Leo Lumanto.

Foto karya Leo Lumanto kebanyakan mengesankan keheningan. Objek dan pencahayaannya, cenderung memperlihatkan keseraman. Oleh Leo, semua karya yang dipajang ini lebih banyak dibentuk oleh pengaturan cahaya teknologi komputer.


Perpohonan menjadi objek utama bidikan Leo yang baru beberapa tahun mengelutinya fotografer, Pada potret berjuluk Bluer than Blue, objeknya hanya satu batang pohong berdiri kokoh dengan tektur kulit pohon. Sebenarnya biasanya saja, namun diolahnya dengan warna langit biru suram.

Pada foto yang diberi judul My Way, sebenarnya hanya karya foto biasa saja. Jalan sunyi yang bagian sisinya dideretin perpohonan, Pada foto ini, permainan cahaya sekitarnya dibuat menjadi warna biru redup. Sehingga suasananya menjadi remang-reman dan akhirnya menjadi seram.


“Saya mencoba menterjemahkan rasa yang saya alami. Mencoba untuk merangkum emosi dan sensitifitas dalam keheningan. Spiritual fotografi hanyalah satu alternative lain untuk melihat sisi yang berbeda dari keindahan hidup,” ujar Leo.


Leo mengatakan, objek perpohonan seakan-akan bisa berbicara layaknya manusia. Pohon dianggap bisa berbisik akan semua perilaku dan seakan bisa menertawakan kemunafikan dunia yang tak lekang. Saat yang sepi dan seakan tidak ada aura kehidupan, menurut Leo, itulah yang menjadi awalan hidup bermula.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu