Kenangannya ‘Nempel Terus

Magnet aneka bentuk dan gambar berderet rapi di pintu kulkas. Ada yang berbentuk bingkai dengan motif kangguru dari Australia, kincir angin dari Belanda, dan Menara Kembar dari Malaysia. Ada juga yang berbentuk boneka.

Menurut pemiliknya, Dewi Apriyanti, 48 tahun, magnet kulkas punya daya tarik untuk memperindah lemari es agar terlihat tidak sunyi. Apalagi kulkas adalah benda yang setiap hari dilihat karena menyimpan macam-macam kebutuhan sehari-hari, seperti minuman, buah-buahan, dan makanan.

“Setiap saat, kulkas selalu dibuka dan ditutup. Kok, rasanya sepi kalau tidak ada hiasan yang menempel di bagian pintunya. Akhirnya, saya mulai tertarik untuk mengumpulkan. Sedikit demi sedikit saya lengkapi,” ujarnya.

Hobi ini dimulai ketika ia kuliah di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Awalnya sekadar iseng dan hanya memiliki beberapa jenis magnet saja. Tapi tanpa disadari, Dewi terus melengkapi koleksinya. Setiap ada teman yang ke luar negeri, ia selalu titip untuk dibelikan magnet kulkas sebagai oleh-oleh.

Dewi memasang koleksinya di dua kulkas miliknya, yakni kulkas ukuran besar yang dimuati bahan makanan dan satu kulkas yang berisi minuman. Sehingga, setiap kulkas punya tampilan berbeda.

Karyawati swasta yang mukim di Apartemen Semanggi, Jakarta ini menempelkan magnet kulkas itu dengan susunan rapi. Yang berbentuk segi empat mirip stiker ditempel di bagian atas. Yang terbuat dari keramik atau bingkai dipasang di tengah dan bawah. “Kalau tiba-tiba bosan, yang diubah saja posisinya.”

Di antara keluarganya, bukan ia saja yang gemar mengumpulkan magnet kulkas. Adik-adiknya juga punya hobi yang sama yang sama. Tak ayal, kakak beradik ini saling melengkapi koleksi dan sama-sama sering memberi oleh-oleh magnet kulkas jika bepergian.

“Tapi kami punya selera sendiri-sendiri. Karena itu gambar dan corak magnet koleksi saya dan koleksi saudara-saudara saya juga berbeda,” katanya.

Dari ratusan koleksinya, magnet bergambar koala yang paling digemarinya, oleh-oleh teman yang baru pulang dari Australia. Karenanya untuk yang satu ini dipasang di tempat yang mudah dilihat setiap akan membuka kulkas.

Ia juga memiliki beberapa koleksi magnet bergambar bunga tulip saat berlangsungnya festival ‘Floride’ di Canberra, Autralia pada 2002. “Ada juga yang bergambar bus khas Filipina,” ujarnya sambil menunjukan stiker dari negera itu.

Dewi juga memiliki magnet dari Turki, Singapura, Vietnam, Filipina dan beberapa negara lainnya. Yang paling menarik dari ratusan koleksinya adalah dari Bali yang bergambar Barong. Ia mensyaratkan magnet yang berasal dari luar negeri haruslah bergambar identitas negaranya. Misalnya dari Australia bergambar kangguru, Theater House di Sidney, atau suasana Kota Canberra.

Dewi tak ingin sembarang mengumpulkan magnet berciri suatu negara dengan misalnya, membeli magnet berciri negara lain di toko-toko di Jakarta. “Gambar dan bentuknya bisa sama. Tapi soal kualitas dan magnet tempelannya berbeda. Yang dari luar negeri jauh lebih kuat dibandingkan lokal.”

Bedanya lagi, ukiran magnet dari luar negeri lebih halus, sedangkan magnet buatan lokal umumnya kasar dan terkesan asal jadi dan asal bisa menempel.

Ratusan koleksinya sudah terkumpul. Di pintu kulkas, gambar-gambar itu sudah terlihat padat. Magnet juga menempel di televisi dan radio tape di kamarnya. Sebagian lagi masih tersimpan. Namun, ia masih tidak bosan untuk mendapatkan magnet motif lainnya.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu