Langkah Pertama Jadi Pembalap F1

Mesin menderu. Berkelok di setiap tikungan tajam. Sesekali terdengar suara ban mendecit. Wuzz…larinya kencang. Terasa tegang, ketika tiba-tiba harus menabrak tepian jalan yang dipasangi ban. Kemudian, ngebut lagi.

Itulah permainan gokart alias karting. Olahraga ini oleh banyak orang kerap disebut sebagai cikal bakal untuk menjadi pembalap. Kendaraan bermotor open wheeler beroda empat ini, dimodifikasi sederhana. Kendaraan ini kali pertama di ciptakan di Amerika pada masa perang dunia II di tahun 1950-an sebagai sarana santai pasukan usai berperang,

Permainan ini, dibutuhkan sensitif, ketajaman mata, dan menguasai lika-liku kelokan saat memacu kecepatan di atas kendaraan. Lintasan karting yang terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, dipenuhi pengunjung dari anak-anak sampai orang dewasa, olahraga ini memang cukup digandrungi.

Di lintasan itu, ada 10 tikungan tajam yang sudah diatur. Bagian pinggir dan pembatas lintasan dibuat dengan dipenuhi ban-ban mobil. Fungsinya, untuk meminimalkan kemungkinan kecelakaan fatal. Menurut Rahman, petugas pengawas, yang paling terpenting saat menabrak, tidak melepaskan tangan dari setir. “Bisa kena jidat. Khusus untuk anak-anak ada kendaraan sendiri.”

Permainan gokart, serasa mengendarai mobil balapan untuk jenis F1. Hanya ada dua pijakan, adalah gas untuk memacu kendaraan yang terletak di kaki kanan dan rem dipijakan kaki kiri. Setirnya terasa ringan. Saat mengemudinya, terasa seperti melayang rendah di atas permukaan tanah.

Saya mencoba permainan ini. Sangat menegangkan dan seru. Ada tiga orang lawan, satu diantaranya anak berusia delapan tahun. Di titik start, lampu tanda menyala. Ketika lampu kuning, suara mesin sudah terdengar keras. Saat lampu hijau menyala, brum…brum…mobil langsung dipacunya. Anak kecil itu begitu lincah menikung di kelokan 90 derajat.

Dia hanya memiringkan badan sedikit, kelokan tajam bisa dilaluinya. Sesekali, dia menabrak pembatas jalan. Saya terpaksa memegang erat setir kendaraan. Sebab, sangat riskan kecelakaan. Karena, kendaraan khusus dewasa tidak dilengkapi safety belt.

“Baru dua bulan dia belajar. Sekarang ketagihan. Dua minggu sekali, kami datang ke sini. Hobinya nonton balapan, terus ya..kita bawa ke sini aja. Hitung-hitung untuk ngisi liburan dan nyalurin hobinya,” ujar Wahyudi, orang tua anak itu.

Olahraga ini tidak memerlukan biaya banyak. Hanya mengeluarkan uang sewa kendaraan sebesar Rp35 ribu setiap lima menit. Jika hari biasa, tarifnya hanya Rp25 ribu setiap lima menitnya.

“Kalau sudah mahir, lima menit bisa sampai delapan putaran. Kalau yang masih amatiran, paling lama enam putaran,” ujar salah seorang pengawasan lintasan.

Tempat lintasan karting cukup banyak di Jakarta. Tidak perlu lagi membeli alat apapun. Penyewaan lintasan sudah menyiapkan semua perlengkapannya, dari jaket pengaman, penutup muka, helm, dan sarung tangan.

Untuk yang belum mahir, tidak memerlukan waktu lama untuk bisa belajar. Karena, hanya ada tiga bagian terpenting dari kendaraan itu, yakni pedal gal, rem, dan setir.

Resiko kecelakaan juga cenderung kecil. Setiap lintasan sudah diberi pengaman berupa ban-ban. Yang terpenting, pengemudi memahami tindakan yang harus dilakukan jika ditabrak mobil lawan atau menabrak pembatas lintasan. Kecelakaan yang kerap terjadi, menurut petugas karting, kepala terbentur setir kendaraan.

Agar masalah benturan tidak terjadi, sudah disiapkan helm sebagai penahan benturan saat melaju. Yang perlu diperhatikan juga, mengenakan jaket dan siku. Fungsinya untuk menahan angin dan menghindari panas mesin yang berada persis di belakang bangku pengemudi.

Tidak aneh jika olahraga ini sebagian besar diminati anak-anak kecil. Karena, sarana ini bisa menjadi cikal bakal untuk menjadi pembalap. Lewis Hamilton, jagoan baru tim F1 McLaren, semasa kecil sudah kecanduan karting dan akhirnya jadi juara di Inggris. Fernando Alonso pun demikian. Juga Michael Schumacher, dan lain-lain.

Yang paling penting, permainan ini menumbuhkan refleks cepat bagi jiwa anak. Karena pada saat berkendaraan di jalur tikungan, seorang anak harus berani menyiasati posisi untuk tidak terbentur pembatas.

“Olahraga ini sangat memengaruhi jiwa anak. Anak jadi mudah peka. Dia sudah bisa menentukan sendiri bakatnya. Dengan kepekaan itu, akhirnya disalurkan langsung ke tempatnya. Karena, khawatir jika dewasa justru malah ngebut-ngebutan di jalan,” ujar Hardian, orang tua seorang anak yang hobi balapan.

Hobi gokart, kata dia, muncul ketika dia memperhatikan anaknya yang masih berusia enam tahun ini selalu menonton balapan F1. Setiap diatas kendaraan, anaknya selalu mengawasi laju kendaraan. Jika salah posisi menentukan posisi berputar kendaraan, anaknya kerap protes.

“Enak aja. Bisa jalan ngebut. Asyiknya pas tikungan. Setir bisa langsung diputar habis. Pas nabrak ban, kayak naik mobil beneran,” ujar Ricki, anak Hardian.

Karena masih kecil, Ricki mengatakan, setiap mengendarai karting selalu didampingin ayahnya yang memangku tubuhnya. “Kan, kaki belum nyampe nginjek gas sama rem. Ya…ayah yang tugasnya mengatur kecepatan. Saya cuma menyetir aja,” ujarnya lagi.

Dari Karting, kita berharap Indonesia punya pembalap tangguh dunia. Saat ini, Indonesia punya pebalap gokart junior yang mampu malang melintang di tingkat Asia, yakni Dustin Sofyan. Dalam percakapan beberapa waktu lalu, Dustin mengatakan memang punya cita-cita jadi pembalap Formula 1.

Reactions

Posting Komentar

1 Komentar

Anonim mengatakan…
Selain itu juga dengan maen game di PS2 ato komputer dengan setir juga bisa mengasah ketrampilan si anak. Kayak game Grand Turismo bisa melatih anak sensitif dan tau karakter bermacam2x kendaraan. Begitu anak maen gokart, langsung bisa enjoy dan kenceng karena udah kebiasaan maen simulasi. Ok udahan dulu ya, ntar dilanjutin lagi
Close Menu