Futsal, Olahraga Alternatif Perang Dunia I

Kaos yang dikenakan lelaki itu terlihat basah kuyup oleh keringat. Dia merebahkan badannya di pinggir lapangan yang beralaskan rumput sintetis dengan tambahan batu laut hitam. Lelah. Padahal baru 10 menit, dia masuk lapangan bermain futsal dengan teman sekolahnya.

Sesekali, dia meneguk minuman yang diraih dari tasnya. “Main futsal lebih capek. Ngak ada waktu untuk berhenti istirahat. Dikit-dikit bergerak membawa bola. Kalo stamina ngak fit, cepat lelah,” ujar Santosa, siswa SMU 30 Jakarta ini.

Jangan anggap enteng olahraga Futsal. Selain dibutuhkan keterampilan membawa dan mengoper bola dengan jarak pendek, diperlukan juga stamina tinggi. Maklum, olahraga alternatif masa jaman perang dunia I ini hanya menggunakan lapangan yang tidak luas.

“Abisnya di Jakarta sulit main bola. Ngak ada lahan kosong lagi. Mau main di jalanan ngak nyaman. Main di lapangan stadion, sewanya mahal. Di lapangan futsal, murah. Sewanya masih bisa patungan,” kata Santoso.

Perkembangannya, Futsal jadi kian trend di banyak kalangan. Bahkan akan cenderung menyedot banyak peminat yang ingin sehat sekaligus refreshing setelah bekerja seharian. Jika anda pencinta sepak bola, tentunya menyenangi olahraga yang satu ini.

Di Indonesia, Futsal memang tergolong lamban dikenal oleh banyak masyarakat. Padahal, permainan ini sudah ada sejak tahun 1930-an. Istilah futsal berasal dari kata Spanyol atau Portugis, football dan sala. Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay, oleh Juan Carlos Ceriani.

Keunikan permainan ini, akhirnya mendapat perhatian dari masyarakat Amerika dan Brazil. Pemain sepak bola asal Brazil Pele, sebelum terkenal di lapangan hijau adalah pemain Futsal. Pada Perang Dunia I, futsal kerap dimainkan oleh para serdadu di waktu luangnya demi mengusir stress. Memang futsal hanya membutuhkan sebuah bola, tempat yang cukup lapang, dan 10 orang pemain.

Olahraga Futsal mulai banyak dimainkan orang Indonesia di awal tahun 2000-an. Permainan ini layaknya permainan sepakbola. Bedanya, permainan ini dimainkan di dalam ruangan dengan ukuran lapangan 25x15 meter dengan lima orang pemain.

Karena lapangannya kecil, pemain harus punya strategi jitu agar bisa menembus gawang lawan yang dijaga ketat dan sulit ditembus karena sempitnya pertahanan. Apalagi pola permainan futsal lebih cepat dibandingkan dengan sepak bola lapangan.

Olahraga ini kelihatan tidak melelahkan. Apalagi luas lapangan yang kecil. Padahal, dengan lapangan kecil, semakin banyak gerakan dengan tenaga yang maksimal. Namun jangan khawatir. Jika ada pemain yang kelelahan bisa langsung digantikan dan tak lama kemudian bisa masuk lagi untuk bermain. Akhirnya, lamban laun mulai berkembang dan dikenali masyarakat. Bahkan olahraga ini kerap menjadi ajang kompetisi tingkat nasionaldan internasional. Dengan trend ini, futsal seakan menjadi gaya hidup.

Tak aneh, banyak pihak yang menyulap bekas gudang menjadi lapangan futsal. Di berbagai kompleks perumahan dan sudut-sudut kampung, kini muncul klub-klub futsal.

Peralatannya juga sederhana dan tidak perlu mahal-mahal. Dengan menggunakan sepatu biasa pun, seseorang sudah bisa menikmatinya. Sehingga tidak perlu membeli sepatu khusus sepakbola yang bagian bawahnya bergerigi.

Para pemain hanya menyiapkan uang untuk membayar sewa lapangan. Tarif yang dikenakan ada yang mencapai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu setiap jamnya. Untuk berhemat, alangkah baiknya patungan dengan 12 orang yang akan menjadi pemain.

Di lapangan Futsal kawasan Kelapa Gading, Jakarta Timur, tarif sewa lapangan Rp130 ribu setiap jamnya. Di tempat itu, lapangan futsal bekas gudang beras. Ada empat lapangan permain. Tidak hanya tempatnya yang tertutup, lapangannya juga tertutup dengan kawat-kawat. Sehingga, sekeras apapun tendangan, bola tidak akan keluar lapangan.

“Kita mainnya seminggu sekali. Untuk sewa lapangannya, patungan. Satu orang biasanya 20 ribu. Mainnya gantian,” ujar Ridwan yang biasanya menjadi penjaga gawang.

Jika dibandingkan antara futsal dengan sepakbola, menurutnya, futsal lebih cenderung memperlihatkan kecepatan mengoper dan mengejar bola. Pemain tidak punya waktu untuk bisa beristirahat. “Kecuali kalau mau diganti oleh pemain lain,” tuturnya. Berharap dari Futsal untuk menyulap sepakbola Indonesia ke kancah dunia.

Reactions

Posting Komentar

3 Komentar

niQué mengatakan…
pak,

minta info kontak person lapangan futsal yang 130rb/jam dong.
mau ada event niy.
makasi ya pak

ninik
Rusman Manyu mengatakan…
mbak ninik yang baik,terima kasih dengan koment dan telponnya. Semua yang saya muat di blog ini, adalah tulisan saya. Soal lapangan futsal itu, kontaknya 45842594. Anda mungkin bisa langsung menghubunginya. Kalo ada ivent, ajak-ajak dong, tempat saya bekerja di Tabloid Koktail, punya tim futsal sendiri loh.
thanks
niQué mengatakan…
:)
boleh pak,
yg mendatang ini mo mengadakan pertandingan persahabatan futsal antara semua fans club (liga inggris dll) dalam rangka halbi, klo ga salah ini yg ke-2.

nanti diajak deh klo pas event nya emg untuk umum.

terima kasih

ninik
for Chelsea Indonesia Supporters Club
Close Menu