“Aku kehilangan ayah kandungku, saat aku berusia 12 tahun dan aku tahu bagaimana rasanya dibesarkan oleh serangkaian kebohongan dan kesunyian. Putriku, saat ini kau pasti terlalu muda untuk mengerti satu kata pun yang kutulis, tetapi sejarah ini kupersembahkan untukmu dan tiada sebuah dusta pun di dalamnya. Jika aku berdusta, biarlah aku kelak terbakar di neraka.”
Itulah
Kelly Gang hidup dikelilingi kebohongan. Selalu sunyi. Berjalan sendiri untuk mencari kehidupan. Dia memberontak. Marah. Dan akhirnya merampok untuk menghidupi orang miskin yang sering ditemuinya. Ia ingin menegaskan kebenaran, tapi ia selalu berada pada posisi konflik dengan dirinya sendiri.
Itulah masa lalu di negeri
Lebih ironis lagi, beberapa wakil rakyat, maupun pejabat daerah dan pusat, berebutan mencari keuntungan pribadi. Sementara dalam keseharian mereka selalu berdalih atas nama rakyat miskin, atau untuk mengurangi angka pengangguran. Ditambah kebohongan-kebohongan lainnya. Dan alasan pamungkas yang selalu dikemukakan: ATAS NAMA NEGARA.
Ya, atas nama negara. Uang hasil korupsi seakan menjadi halal. Saking halalnya, uang hasil korupsi dengan mudah masuk ke rekening pemerintah. Begitu lancar dan mudahnya arus transaksi. Pelakunya seakan lupa bahwa negara sedang dibebani banyak utang.
Saya teringat seorang kawan di
Sebelas tahun lalu, ketika negeri ini masih di bawah pemerintahan Soeharto, dia mengatakan,
“Di masa mendatang,
Dia tidak mengatakan atas nama negara. “Atas nama rakyat,” ujarnya. Walaupun tak punya uang, bertemu dengan buruh menjadi kehidupannya. Dia sendiri, berjalan atas nama mahasiswa, rakyat dan orang kere.
Ketika rezim Soeharto runtuh, suara Hasbi tak terdengar lagi. Dia lebih banyak berdiam diri. Duduk merenung dengan pikiran hampa. Bahkan ia tak lagi bisa ingat kawan dan sahabatnya. Ia stres. Ia belum sempat menikmati masa reformasi. Hingga kini, hari-harinya diwarnai oleh kebisuannya sendiri.
“Dulu dia lelah memikirkan banyak orang. Sedang dirinya sendiri tak pernah diurusnya. Kuliah nyaris drop out. Status tetap kere. Dan kini ia hanya melamun dengan ingatan yang belum normal,” kata teman saya tentang kabar terakhirnya.
Jika ada waktu bertemu kembali, saya ingin sekali mengatakan bahwa negeri ini juga masih belum normal. Sama dengan dirinya yang melamun setiap hari. Saya akan memberikan kabar, Presiden
Saya juga akan mengatakan,
Mungkinkah kawan ini akan tersadar dari lamunannya. Atau seperti yang pernah disampaikan Kelly Gang, sang bromocorah
8 Komentar
Makasi ya
oia dengerin lahu Iwan fals ama KPJ kalo gak salah... judulnya "senandung istri bromocorah"
tujuannya seh untuk memperbaiki keadaan disekitar mereka, terutama utuk yang mereka anggap layak untuk mendapatkan perubahan itu.
tapi yang jadi pertanyaan sekarang apa bromocorah yang dulu masih bertahan atau ada sampai sekarang ?? jika ada apa artinya masih sama dengan bromocorah yang dulu, apa artinya udah berubah jadi sekelompok orang yang mencoba memupuk atau merubah semua dengan maksud merubah untuk memperpuas diri ???
mungkin kita ini saat dimana kita mulai mencari makna yang sesungguhnya dari "BROMOCORAH"
bisa dibilang, ketua pachinko (pasukan cina kota).
Perampok yg terkenal dengan keberanian nya, dan baik tulus membantu rakyat jelata. Tanpa memikirkan dirinya, situasi dan kondisi bayaha/tidak. sungguh xtream pengalaman mu bung sampai nyebrang KE pulau NK (NUSA KAMBANGAN). Lebih kagumnya lagi, setelah beliau sudah fakum dalam dunia perampokan, dia memilah jadi seorang penceramah/penasehat.
Semoga beliau tenang dialamnya, dan semoga allah memberikan tempat yg indah buatnya (surganya allah). aamiin