Ungkapan “Katakan dengan bunga (say it with flowers)” selama ini selalu diidentikkan dengan bunga mawar. Alangkah baiknya mencoba dengan bunga anggrek. Bentuknya mungil dan manis. Tanaman bernama latin Orchidaceae ini merupakan salah satu tanaman khas
Kekhasan alam
Di Papua, anggrek tumbuh di daerah tepi pantai hingga lereng gunung yang tinggi dengan beraneka warna dan ukurannya. Selain anggrek hitam, jenis anggrek kerdil juga banyak diincar pencinta tanaman ini. Jenis ini bunganya besar dengan corak biru, merah, kuning, dan ungu. Bahkan ada yang berbunga merah paduan oranye.
Kini, untuk mendapatkan anggrek beraneka corak, warna, dan jenisnya, tidak perlu lagi harus mengejar hingga ke Papua atau Maluku. Bunga-bunga ini sudah banyak di jual di pasar tanaman. Di Jakarta sendiri, pusat anggrek berada di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII).
Di TMII, semua anggrek akan mudah ditemui dengan harga jual bervariasi. Untuk anggrek bulan, harganya mulai Rp20 ribu sampai 35 ribu. Yang paling mahal adalah anggrek hitam. Yang belum berbunga saja seharga Rp80 ribu, sedangkan yang sudah keluar kelopak bunganya mencapai Rp150 ribu.
“Anggrek hitam mahal karena sulit untuk dikawin silang. Sedangan jenis lain bisa disilang. Hasil kawin silang itu akan menghasilkan warna bunga yang cantik. Bahkan bentuk bunganya bisa berbeda,” Hadi, petugas Taman Anggrek TMII.
Anggrek biasa, menurut dia, kelopak bunganya kecil-kecil dengan warna yang mudah membosankan. Jika sudah dilakukan kawin silang, maka bunganya bisa mengembang besar dengan warna yang lebih cerah. “Tidak sulit untuk mengawinkan. Hasilnya, bunga menjadi lebih bagus,” ujarnya.
Dia menunjukkan sebuah bunga yang sudah dikawin silang dengan jenis lain.
“Tinggal bagaiman kemampuan para pencinta anggrek untuk menyilangkannya. Tidak terlalu sulit melakukannya. Sama seperti menyilangkan bunga lain,” ujarnya
Nelly, 49 tahun, perempuan ini awalnya tidak menyukai anggrek. Suatu hari, anaknya pulang dari Papua sebagai tentara dengan membawa tanaman itu. Lama dia perhatikan, akhirnya menyukainya. Apalagi, ketika tahu kalau anggrek mudah untuk dikawin silang untuk menciptakan bunga yang bervariasi.
“Hasilnya luar biasa. Jenisnya sama tapi warnanya bisa kita bentuk sendiri. Lagi pula, cara perawatannya juga tidak sulit. Tidak perlu pengawasan ketat, termasuk soal kondisi cuaca. Yang terpenting rajin disiram,” ujarnya.
Ketika mulai digandrungin itulah, akhirnya dia kerap meminta anaknya untuk selalu membawa berbagai jenis anggrek yang banyak tumbuh di pedalaman hutan Papua. Tak aneh, jika koleksinya banyak disusun di halaman rumah. “Dari yang di pot sampai digantung,” tuturnya.
Anggrek sangat menyukai sinar matahari yang tidak terlalu menyengat. Anggrek bulan senang hidup di tempat yang tidak terlalu basah, dengan kelembapan yang tidak berlebih. Kalau terlalu basah tanaman malah mudah busuk, karena bisa timbul bakteri yang akan menyerang ke akar.
Idealnya, anggrek ditanam di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik. Semakin bagus sirkulasi udaranya, tumbuhnya akan semakin sehat pula. Anggrek akan lebih bagus jika berada di tempat yang banyak angin. Karena itu, banyak anggrek yang diikat di pokok pohon.
“Anggrek macan memiliki biji-biji di bunganya. Biji-biji itu dicabutin dan langsung saja ditaburkan ke sekeliling tanaman. Itu aja tekniknya,” sarannya.
0 Komentar