Barongsay, Simbol Penghormatan Bagi Dewa

Gong Xi Fa Cai, kalimat itulah yang diucapkan oleh seluruh warga keturunan Tionghoa yang akan merayakan tahun baru China ( Imlek) sebagai pembuka penanggalan lunar dan tradisi untuk menyambut datangnya musim semi. Dan, dijadikan juga sebagai babak awal untuk memulai kembali perjalanan kehidupan.

Untuk menyambutnya, kalangan masyarakat China tak ketinggalan melangsungkan tradisi yang tidak lepas dari kepercayaannya. Tradisi ini bagi kalangan mereka, seperti melangsungkan ritual penyebahan nenek moyang. Karena selama ini sudah dianggap sebagai jantung kepercayaan atau disebut tradisi religi.

Namun, tidak semua kalangan orang China dari berbagai negara yang menganggapnya sebagai sesuatu yang istimewa. Terutama masyarakat Tionghoa yang beragama Kristen, ada yang memperingatinya dan ada juga yang tidak memperingatinya. Tapi, sebagai besar memilih berbaur dengan orang Cina yang non kristen.

Bagi orang China, perayaan Imlek merupakan bagian ritual pengucapan syukur untuk saling bertemu dan saling mengungkapkan rasa rindu mereka. Tapi tak lepas dari aspek mistis, seperti pesta Barongsay.

Barongsoy, menurut kepercayaan orang China, adalah sosok singa yang dijadikan sebagai lambang yang memiliki kekuatan mistis agar manusia memperoleh akses untuk berhubungan dengan dunia gaib. Singa, dianggapnya sebagai simbolisme hewan China.

Simbolisme itulah, akhirnya menjadi daya magis untuk melakukan pemujaan dan upacara yang terdapat dalam kebudayaan religi. Ada hal yang misterius yang dapat mempengaruhi orang. Karena, mempunyai kemampuan untuk mengundang roh dan memerintah roh tersebut.Atas kekuatan itulah, akhirnya menjadi perantara bagi dunia roh.

Sejak zama Dinasti Hsia, penggambaran itu dipercaya mempunyai makna. Berdasarkan kepercayaan Buddhisme dan Taoisme bahwa singa digambarkan sebagai pembela keyakinan dan hukum Budha. Tak aneh, sosok singa selalu terlihat sebagai pengawal yang terletak di bagian depan kuil-kuil Budha.

Kini pada hari Imlek ini, yang paling populer dipertunjukkan adalah simbol singa yang berakrobatik atau barongsay. Tradisi ini selalu mendatangi rumah-rumah atau kantor-kantor sebagai perlambang rezeki dan dipercaya mendatangkan berkah serta dapat mengusir pergi roh-roh jahat. Akrobatik ini, diiringi pukulan tambur dan gembreng serta mercon sebagai senjata pengusir roh.

Tradisi barongsay, sebenarnya tidak menjadi keharusan untuk dipertunjukan pada saat Imlek saja. Pada hari biasa pun, kerap dimainkan. Karena, sudah dipercaya sebagai bentuk pemberkatan dan mengusir roh jahat. Biasanya, dimainkan saat ada acara pemberkatan rumah baru, kantor maupun menyambut tamu agung.

Dalam tradisi Imlek, dimainkan sebagai bentuk penghormatan serta pelimpahan rezeki. Apalagi tahun baru itu merupakan hari raya terbesar. Tentunya, para pemain berupaya agar mendapatkan rezeki itu. Orang China menyebutnya Angpao. Pemainan barongsay akan berhenti jika sudah mendapat uang.

Barongsay, dimainkan oleh kelompok pesilat China yang menggunakan kekuatan batin chi untuk menggerakkan simbol roh itu, demikian juga Singa itu bagian penyembahan nenek moyang dan merupakan personifikasi dewa-dewa. Ada tiga jenis singa; Kwan Kung yang bermuka merah dan berjanggut hitam, Liu Pai yang berwarna kuning dan Chang Fei yang bermuka dan berjenggot hitam.

Sebelum barongsay dimainkan, biasanya terlebih dahulu disemayamkan di Klenteng atau Vihara, kemudian disembahyangi dengan dupa. Dan sebelum dimainkan, pemainnya berdoa dan menyembah patung Buddha terlebih dahulu.

Barongsay dan Imlek, dipercaya juga punya legenda sendiri. Sebelum dilangsungkannya Imlek, dewa Toapekong Dapur (Ciau Kun Kong) menghadap Kaisar Langit untuk melaporkan keadaan keturunannya. 15 hari kemudian, Dewa Dapur itu turun kemudian. Agar tidak diganggu oleh roh jahat, akhirnya disambut dengan tarian Barongsay sambil membunyikan mercon dan suara tabuhan dengan keras.

Namun yang paling dipercaya lagi, biasanya selama dua pekan akan terus turun hujan. Jika hujan turun bertepatan dengan perayaan Imlek, maka dipercaya akan mendatangkan berkah. Semakin lebat hujan, maka semakin banyak rezekinya. Jika ternyata panas, maka dipercaya rezekinya akan sulit.

Dari tradisi turun temurun itulah, akhirnya menjadi keyakinan tersendiri bagi masyarakat China maupun keturunannya di penjuru dunia. Sehingga, jika Imlek telah tiba, suasana begitu meriah. Keluarga berkumpul sambil makan bersama, ada tarian barongsai, dan ritual lainnya. Gong Xi Fa Cai.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu